Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pemisahan campuran yang
menghasilkan zat padat berupa kristal dari pemisahan/ pelepasan zat terlarut
dari pelarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, yang menggunakan
pemanasan atau penyerapan kalor sehingga terbentuk butiran Kristal dari zat
pelarutnya. Pemisahan dalam kristalisasi antara lain penyaringan, sentrifugasi,
dan pengendapan.
Kristal
itu sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang bentuknya
dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin,triklin dan trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses
downstream(pemurnian) yang dilakukan dan juga
spesifikasi produk yang diharapkan pasar.
Kristalisasi dapat
dilakukan dengan pendinginan ,penguapan ,dan penambahan solvent atau zat
pelarut bahan kimia. Kristalisasi dapat dimanfaatkan untuk memisahkan suatu
campuran tertentu dari larutan berbagai komponen sehingga dapat membentuk
butiran- butiran kristal. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan
padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan
kemurnian produk hingga 100%.
Karakter proses
kristalisasi ditentukan oleh termodinamika dan faktor kinetik,
yang bisa membuat proses ini sangat bervariasi dan sulit dikontrol.
Faktor-faktor seperti tingkat ketidakmurnian, metoda penyamburan, desain wadah,
dan profil pendinginan bisa berpengaruh besar terhadap ukuran, jumlah dan
bentuk kristal yang dihasilkan.

Proses
kristalisasi terbagi menjadi :
1.
Membuat
larutan supersaturasi (lewat jenuh) terjadi karena pelarut
sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah
melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kristal dapat terbentuk dengan cara
mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai.
Keadaan supersaturasi
dapat diperoleh dengan beberapa cara, yaitu perubahan suhu(pendinginan untuk
sistem gradien kurva kelarutannya positif atau pemanas untuk sistem gradiennya
negatif). Dengan pemisahan pelarut (dengan penguapan) atau dengan penambahan
bahan tertentu.
Cara mencapai supersaturasi:

Yaitu mendinginkan larutan yang akan dikristalka sampai
keadaan supersaturasi dimana konsentrasi larutan lebih besar dari konsentrasi
larutan jenuh pada suhu tersebut.

Larutan disiapkan dalam evaporator untuk dipekatkan, lalu
dikristalkan dengan pendingn. Cara ini digunakan untuk zat yang mempunyai kurva
kelarutan agak dalam.

Larutan dalam keadaan panas bila dimasukan ke dalam ruang
vacuum, maka terjadi penguapan dengan sendirinya, sebab tekanan totalnya
menjadi lebih rendah dari tekanan uap solvent pada suhu itu. Penguapan dan
turunya suhu disertai kristalisasi.

Penambahan zat lain yang dapat menurunkan kelarutan zat yang
akan dikristalisasi, misalnya larutan NaOH ditambah gliserol, maka kelarutan
NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah diendapkan.
2. Pembentukan Inti Kristal
Pembentukan Inti Kristal secara
sistematis dapat dibagi menjadi :




3. Pertumbuhan
Kristal
Biasanya
pada proses ini digunakan alat pendinginan yang cepat agar dapat menghasilkan
Kristal yang lebih banyak dibandingkan menggunakan pendingin yang lambat. Tahap
berikutnya dalam proses kristalisasi adalah inti bertumbuh menjadi lebih besar
dengan penambahan molekul solute dari larutan lewat jenuh. Pertumbuhan Kristal
dibagi menjadi 2 fase yaitu yaitu proses difusi, di mana molekul solu berpindah
dari bulk fase liquid ke
permukaan solid, diikuti tahap reaksi orde satu, di mana molekul solut menyusun
dirinya dalam geometri kristal (crystal lattice).
4.
Kristaliser Tangki
adalah Kristaliser yang paling kuno. Larutan
jenuh, panas dibiarkan berkontakdengan udara terbuka
dalam tangki terbuka.

Contoh pembuatan produk dengan
proses kristalisasi :





Contoh kristaliser jenis ini adalah Swenson-Walker
crystallizer. Berupasaluran dengan lebar 2 ft, dengan penampang berbentuk
setengah lingkaran.Bagian luar dinding dilengkapi dengan jaket pendingin dan
sebuah pisaupengeruk yang akan mengambil produk kristal yang menempel pada
dinding.


Pada tipe kristaliser ini, baik
kristal ataupun larutan disirkulasi diluarbadan kristal. Setelah dipanaskan
larutan akan dialirkan ke badan kristaliser.Kondisi vakum menjadi penyebab
menguapnya pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh.

Kecepatan Mengaduk
|
Diameter rata- rata Kristal (μm)
|
|
||
300 rpm
|
301,2
|
T nukleasi
|
134
|
Menit
|
T akhir
|
200
|
Menit
|
||
laju
pertumbuhan
kristal
|
3,2
|
(μm/menit)
|
||
400 rpm
|
296,2
|
T nukleasi
|
125
|
Menit
|
T akhir
|
230
|
Menit
|
||
Laju pertumbuhan Kristal
|
2,8
|
(μm/menit)
|
||
500 rpm
|
294,0
|
T nuleasi
|
113
|
Menit
|
T akhir
|
230
|
menit
|
||
Laju pertumbuhan kristal
|
2,5
|
(μm/menit)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar