Pages

Minggu, 18 Mei 2014

BYOLOGI

MACAM- MACAM BAKTERI
PENYEBAB PENYAKIT PADA MANUSIA

MYCOBACTERIUM TUBERCULASE
*      Ciri- ciri Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang memiliki bentuk basil tuberkel yang merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2 – 0,5 mm yang bergabung membentuk rantai.
Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan. Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif atau bakteri gram negative  bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam.
Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol.
Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60%. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria tuberculosis, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag. Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam.
Mycobacterium tuberculase merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit TBC (Tuberculosis). Orang yang terserang bakteri ini akan berakibat terserang penyakit TBC dengan gejala antara lain.

*      Gejala penyakit TBC (Tuberculosis) antara lain   :
*    Mudah mengalami demam yang terlalu tinggi dan berangsur lama
*    Sering berkeringat pada malam hari
*    Gampang terkena influenza dan bersifat hilang timbul
*    Menurunnya nafsu makan dan berat badan
*    Batuk- batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai darah)
*    Perasaan lesu lemah dan tidak enak ( malaise)
Adapun gejala khusus          penyakit TBC antara lain :
*    Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus(saluran yang menuju paru”) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi suara nafas melemah yang disertai sesak
*    Jika ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru”) dapat disertai dengan keluhan sakit dada
*    Bila mengenai tulang maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah
*    Pada anak- anak dapat mengenai lapsan pembungkus otak dan disebu sebagai meningitis (radang seaput otak) gejalanya adalah demam tinggi adanya penurunan kesadaran dan kejang- kejang
*      Pengobatan untuk penyakit TBC antara lain baik secara medis, terapi ataupun tradisional. Berikut contoh pengobatan secara tradisional      :
ü  Pengobatan Tbc Alami dengan Jus Kulit Manggis atau bisa disebut dengan Xamthone Plus sangat baik untuk pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit. karena jus Kulit Manggis Xamthone Plus mengandung xanthone yang sangat luar biasa, dimana menurut para ahli xanthone mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan radikal bebas dalam tubuh juga memperbaiki organ tubuh yang rusak akibat infeksi dari radikal bebas dalam tubuh. Kemampuan lain dari xanthone adalah mematikan bakteri. Beberapa peneliti tentang manfaat xanthone memperlihatkan bahwa xanthones bersifat antimikroba terhadap MRSA (methicilin resistant staphylococcus aureus), yaitu bakteri yang kebal terhadap obat antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi akut.
VIBRIO CHOLERAE
*      Ciri- ciri Vibrio cholerae
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk
Vibrio cholerae merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit kolera. Orang yang terserang bakteri ini dapat berakibat terserang penyakit kolera. Dengan gejala seperti berikut.
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami.Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan
*      Gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
*    Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
*    Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
*    Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
*    Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
*    Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
*    Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
*    Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti (detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian).
*      Pengobatan untuk penyakit kolera ialah sebagai berikut           :
ü  Yang sangat penting adalah segera mengganti kehilangan cairan, garam dan mineral dari tubuh. Untuk penderita yang mengalami dehidrasi berat, cairan diberikan melalui infus. Di daerah wabah, kadang-kadang cairan diberikan melalui selang yang dimasukkan lewat hidung menuju ke lambung.
ü  Bila dehidrasi sudah diatasi, tujuan pengobatan selanjutnya adalah menggantikan jumlah cairan yang hilang karena diare dan muntah. Makanan padat bisa diberikan setelah muntah-muntah berhenti dan nafsu makan sudah kembali. Pengobatan awal dengan tetrasiklin atau antibiotik lainnya bisa membunuh bakteri dan biasanya akan menghentikan diare dalam 48 jam.
MYCOBACTERIUM LEPRAE
*      Ciri- ciri Mycobacterium leprae,
Mycobacterium leprae juga disebut Basillus Hansen, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta (penyakit Hansen. Bakteri ini merupakan bakteri intraselular. M. leprae merupakan gram-positif berbentuk tongkat. Besar bentuknya mirip.
Bakteri penyebab lepra berkembangbiak sangat lambat, sehingga gejalanya baru muncul minimal 1 tahun setelah terinfeksi. Gejala dan tanda yang muncul tergantung kepada respon kekebalan penderita.
Jenis lepra menentukan prognosis jangka panjang, komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan antibiotik.
Selama perjalanan penyakitnya, baik diobati maupun tidak diobati, bisa terjadi reaksi kekebalan tertentu, yang kadang timbul sebagai demam dan peradangan kulit, saraf tepi dan kelenjar getah bening, sendi, buah zakar, ginjal, hati dan mata. Pengobatan yang diberikan tergantung kepada jenis dan beratnya reaksi, bisa diberikan kortikosteroid atau talidomid.
Mycobacterium leprae adalah satu-satunya bakteri yang menginfeksi saraf tepi dan hampir semua komplikasinya merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri ke dalam saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis.
*      Gejala- gejala yang ditimbulkan antara lain         :
*    Kemampuan untuk merasakan sentuhan, nyeri, panas dan dingin menurun, sehingga penderita yang mengalami kerusakan saraf tepi tidak menyadari adanya luka bakar, luka sayat atau mereka melukai dirinya sendiri. Kerusakan saraf tepi juga menyebabkan kelemahan otot yang menyebabkan jari-jari tangan seperti sedang mencakar dan kaki terkulai. Karena itu penderita lepra menjadi tampak mengerikan.
Penderita juga memiliki luka di telapak kakinya.
*    Kerusakan pada saluran udara di hidung bisa menyebabkan hidung tersumbat. Kerusakan mata dapat menyebabkan kebutaan. Penderita lepra lepromatosa dapat menjadi impoten dan mandul, karena infeksi ini dapat menurunkan kadar testosteron dan jumlah sperma yang dihasilkan oleh testis.
*    Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar. Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya.
*    Pada lepra lepromatosa muncul benjolan kecil atau ruam menonjol yang lebih besar dengan berbagai ukuran dan bentuk. Terjadi kerontokan rambut tubuh, termasuk alis dan bulu mata.
Lepra perbatasan merupakan suatu keadaan yang tidak stabil, yang memiliki gambaran kedua bentuk lepra. Jika keadaannya membaik, maka akan menyerupai lepra tuberkuloid, jika kaeadaannya memburuk, maka akan menyerupai lepra lepromatosa.
*      Pengobatan untuk penyakit lepra ialah sebagai berikut :
Antibiotik dapat menahan perkembangan penyakit atau bahkan menyembuhkannya.
Beberapa mikobakterium mungkin resisten terhadap obat tertentu, karena itu sebaiknya diberikan lebih dari 1 macam obat, terutama pada penderita lepra lepromatosa.
Antibiotik yang paling banyak digunakan untuk mengobati lepra adalah
ü  dapson, relatif tidak mahal dan biasanya aman. Kadang obat ini menyebabkan reaksi alergi berupa ruam kulit dan anemia.
ü  Rifampicin adalah obat yang lebih mahal dan lebih kuat daripada dapson. Efek samping yang paling serius adalah kerusakan hati dan gejala-gejala yang menyerupai flu.
Antibiotik lainnya yang bisa diberikan adalah klofazimin, etionamid, misiklin, klaritromisin dan ofloksasin<. Terapi antibiotik harus dilanjutkan selama beberapa waktu karena bakteri penyebab lepra sulit dilenyapkan. Pengobatan bisa dilanjutkan sampai 6 bulan atau lebih, tergantung kepada beratnya infeksi dan penilaian dokter. Banyak penderita lepra lepromatosi yang mengkonsumsi dapson seumur hidupnya.
SHIGELLA DYSENTERIAE
*      Ciri – ciri  Shigella dysenteriae             
Shigella dysenteriae adalah Gram-negatif, batang (bacillus) berbentuk, non-motil, tidak
membentuk spora, bakteri anaerob fakultatif yang tidak capsualted. Bakteri ini  mampu bertahan hidup lingkungan yang terkontaminasi serta keasaman manusia. Shigella dysenteriae, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit disentri.
*      Tanda- tanda atau gejala- gejala penyakit disentri sebagai berikut    :
Tanda-tanda dan gejala disentri dapat bertahan 5-7 hari atau bahkan lebih lama. Perjalanan penyakit bervariasi antara individu, dimana beberapa orang yang menderita penyakit disentri memiliki gejala ringan, sedangkan yang lain mungkin mengalami diare berat dengan atau tanpa muntah yang dapat menimbulkan risiko dehidrasi. Untungnya disentri dapat dengan mudah diobati dengan antibiotik dan obat antiparasit. Penyakit disentri jika tidak diobati dapat menyebabkan dehidrasi yang parah. Dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit menyebabkan syok atau koma dan dapat mengancam nyawa. Perawatan medis segera harus dilakukan dan perlu menjadi catatan untuk tidak membiarkan penyebab disentri terus menerus berkembang biak. Jika Anda atau seseorang yang di sekitar terlihat menunjukkan gejala dehidrasi berat seperti kebingungan, kehilangan kelesuan, kesadaran, kulit dingin, atau penurunan pengeluaran urin, maka perlu diwaspadai infeksi penyakit disentri. Tindakan terbaik adalah mencari perawatan medis segera jika terdiagnosis diare dan muntah-muntah dan percaya bahwa ada kemungkinan telah terpapar makanan yang terkontaminasi atau air.
*    Buang air besar dengan tinja berdarah
*    Diare encer dengan volume sedikit
*    Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
*    Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
*    DISENTRI
*      Pengobatan untuk penyakit ldisentri ialah sebagai berikut        :
Disentri pada awalnya dikelola dengan menjaga asupan cairan menggunakan terapi rehidrasi oral. Jika pengobatan ini tidak dapat secara memadai dipertahankan karena muntah atau diare profuseness, masuk rumah sakit mungkin diperlukan untuk penggantian cairan intravena. Idealnya, tidak ada terapi antimikroba harus diberikan sampai mikroskop mikrobiologi dan studi budaya telah mendirikan infeksi spesifik yang terlibat. Ketika layanan laboratorium tidak tersedia, mungkin perlu untuk mengelola kombinasi obat, termasuk obat amoebicidal untuk membunuh parasit dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang terkait.
SALMONELLA THYPI
*      Ciri- ciri bakteri Salmonella thypi
Salmonella thypi adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfide. Bakteri salmonella thypi dapat menyebabkan penyakit tifus. Orang yang terserang penyakit tifus memiliki gejala- gejala sebagai berikut  :
*      Gejala-gejala penyakit tifus           :
Gejala klinis pada anak-anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Tetapi bisa hanya 4 hari, jika terinfeksinya melalui kuman yang ada di makanan. Selama masa inkubasi akan ditemukan gejala-gejala yang mungkin mirip dengan penyakit lain, seperti tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat.
Gejala klinis yang ditemukan setelah masa inkubasi lewat adalah demam tinggi, biasanya malam lebih tinggi daripada siang, dan ini terjadi terus menerus, bisa sampai tiga mingguan. Selain panas tinggi, juga tercium bau mulut yang tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah. Juga ditemukan lidah ditutupi selaput putih. Perut sering kembung, dan konstipasi alias tidak buang air besar selama beberapa hari. Biasanya juga disertai gangguan kesadaran, bahkan penderita dapat kehilangan kesadaran bila penyakit ini tidak tertangani dengan baik.
Penyakit tifus yang tidak tertangani dengan baik, atau diketahui dalam keadaan sudah parah dapat menimpulkan komplikasi yang cukup berbahaya, baik di usus maupun di organ selain usus. Misalnya terjadi perdarahan usus, atau bahkan usus bisa berlubang. Sementara pada organ di luar usus dapat menimbulkan komplikasi pada sistem peredaran darah, gangguan paru, ginjal, hati, dan juga sistem kesadaran.
Proses Penularan
Penularan salmonella thypi dapat melalui makanan, jari tangan/kuku, muntah, lalat, dan feses. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.
Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
*      Pengobatan pada penyakit tifus antara lain         :
Jika kondisi pasien tidak berat, dan penyakitnya masih awal, yaitu sudah didiagnosis sebelum demam lebih dari 3 minggu, umumnya masih bisa dirawat di rumah. Namun mesti diawasi jika mendadak suhu turun, nadi meninggi, dan perut mulas melilit. Sebenarnya tujuan utama dari istirahat total dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus.
Makanan tak selalu harus lunak, asal jangan jenis yang merangsang (diet rendah serat dan tinggi kalori dan protein). Yang dimaksud dengan jenis yang merangsang disini adalah makanan pedas dan asam.
Kesembuhan penderita penyakit ini dipengaruhi berbagai hal, di antaranya adalah umur, keadaan umum, tingkat kekebalan penderita, jumlah dan daya infeksi kuman yang masuk tubuh, serta cepat dan tepatnya pengobatan.


      












Tidak ada komentar:

Posting Komentar