MACAM- MACAM BAKTERI
PENYEBAB PENYAKIT PADA MANUSIA
MYCOBACTERIUM TUBERCULASE

Mycobacterium
tuberculosis adalah bakteri yang memiliki bentuk basil tuberkel yang merupakan
batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya
sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2 – 0,5 mm yang bergabung membentuk rantai.
Besar
bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan. Mycobacterium tuberculosis
tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif atau bakteri gram
negative bakteri ini termasuk dalam
bakteri tahan asam.
Mycobacterium
tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri
yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol.
Mycobacterium
tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri
dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60%. Pada
dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan
peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel,
sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan,
suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria tuberculosis, berperan dalam
interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat
bertahan hidup di dalam makrofag. Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak
tahan panas serta akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini
dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam.
Mycobacterium
tuberculase merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit TBC (Tuberculosis).
Orang yang terserang bakteri ini akan berakibat terserang penyakit TBC dengan
gejala antara lain.







Adapun gejala khusus penyakit TBC antara lain :





ü
Pengobatan
Tbc Alami dengan Jus Kulit Manggis atau bisa disebut dengan Xamthone Plus sangat
baik untuk pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit. karena jus Kulit
Manggis Xamthone Plus mengandung xanthone yang sangat luar biasa, dimana
menurut para ahli xanthone mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan radikal bebas
dalam tubuh juga memperbaiki organ tubuh yang rusak akibat infeksi dari radikal
bebas dalam tubuh. Kemampuan lain dari xanthone adalah mematikan bakteri. Beberapa
peneliti tentang manfaat xanthone memperlihatkan bahwa xanthones bersifat
antimikroba terhadap MRSA (methicilin resistant staphylococcus aureus), yaitu
bakteri yang kebal terhadap obat antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi
akut.
VIBRIO CHOLERAE

Vibrio cholerae merupakan
bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat
bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen
somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami
di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio
kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V.
cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan
akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk
Vibrio cholerae merupakan
bakteri yang menyebabkan penyakit kolera. Orang yang terserang bakteri ini
dapat berakibat terserang penyakit kolera. Dengan gejala seperti berikut.
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri
kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat
terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan
kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis
diare yg dialami.Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal
tanda dan









ü
Yang
sangat penting adalah segera mengganti kehilangan cairan, garam dan mineral
dari tubuh. Untuk penderita yang mengalami dehidrasi berat, cairan diberikan
melalui infus. Di daerah wabah, kadang-kadang cairan diberikan melalui selang
yang dimasukkan lewat hidung menuju ke lambung.
ü
Bila
dehidrasi sudah diatasi, tujuan pengobatan selanjutnya adalah menggantikan
jumlah cairan yang hilang karena diare dan muntah. Makanan padat bisa diberikan
setelah muntah-muntah berhenti dan nafsu makan sudah kembali. Pengobatan awal
dengan tetrasiklin atau antibiotik lainnya bisa membunuh bakteri dan biasanya
akan menghentikan diare dalam 48 jam.
MYCOBACTERIUM LEPRAE

Mycobacterium leprae juga
disebut Basillus Hansen, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta
(penyakit Hansen. Bakteri ini merupakan bakteri intraselular. M. leprae
merupakan gram-positif berbentuk tongkat. Besar bentuknya mirip.
Bakteri penyebab lepra berkembangbiak
sangat lambat, sehingga gejalanya baru muncul minimal 1 tahun setelah
terinfeksi. Gejala dan tanda yang muncul tergantung kepada respon kekebalan
penderita.
Jenis lepra menentukan
prognosis jangka panjang, komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan
antibiotik.
Selama perjalanan penyakitnya, baik diobati
maupun tidak diobati, bisa terjadi reaksi kekebalan tertentu, yang kadang
timbul sebagai demam dan peradangan kulit, saraf tepi dan kelenjar getah
bening, sendi, buah zakar, ginjal, hati dan mata. Pengobatan yang diberikan
tergantung kepada jenis dan beratnya reaksi, bisa diberikan kortikosteroid atau
talidomid.
Mycobacterium leprae adalah
satu-satunya bakteri yang menginfeksi saraf tepi dan hampir semua komplikasinya
merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri ke dalam saraf tepi. Bakteri
ini tidak menyerang otak dan medulla spinalis.


Penderita juga memiliki luka di
telapak kakinya.



Lepra
perbatasan merupakan suatu keadaan yang tidak stabil, yang memiliki gambaran
kedua bentuk lepra. Jika keadaannya membaik, maka akan menyerupai lepra
tuberkuloid, jika kaeadaannya memburuk, maka akan menyerupai lepra lepromatosa.

Antibiotik dapat menahan perkembangan penyakit
atau bahkan menyembuhkannya.
Beberapa mikobakterium mungkin resisten
terhadap obat tertentu, karena itu sebaiknya diberikan lebih dari 1 macam obat,
terutama pada penderita lepra lepromatosa.
Antibiotik yang paling banyak digunakan
untuk mengobati lepra adalah
ü
dapson,
relatif tidak mahal dan biasanya aman. Kadang obat ini menyebabkan reaksi
alergi berupa ruam kulit dan anemia.
ü
Rifampicin
adalah obat yang lebih mahal dan lebih kuat daripada dapson. Efek samping yang
paling serius adalah kerusakan hati dan gejala-gejala yang menyerupai flu.
Antibiotik lainnya
yang bisa diberikan adalah klofazimin, etionamid, misiklin, klaritromisin dan
ofloksasin<. Terapi antibiotik harus dilanjutkan selama beberapa waktu
karena bakteri penyebab lepra sulit dilenyapkan. Pengobatan bisa dilanjutkan
sampai 6 bulan atau lebih, tergantung kepada beratnya infeksi dan penilaian
dokter. Banyak penderita lepra lepromatosi yang mengkonsumsi dapson seumur
hidupnya.
SHIGELLA DYSENTERIAE

Shigella dysenteriae adalah
Gram-negatif, batang (bacillus) berbentuk, non-motil, tidak
membentuk spora, bakteri anaerob fakultatif
yang tidak capsualted. Bakteri ini mampu
bertahan hidup lingkungan yang terkontaminasi serta keasaman manusia. Shigella
dysenteriae, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit disentri.

Tanda-tanda dan gejala
disentri dapat bertahan 5-7 hari atau bahkan lebih lama. Perjalanan penyakit
bervariasi antara individu, dimana beberapa orang yang menderita penyakit
disentri memiliki gejala ringan, sedangkan yang lain mungkin mengalami diare
berat dengan atau tanpa muntah yang dapat menimbulkan risiko dehidrasi.
Untungnya disentri dapat dengan mudah diobati dengan antibiotik dan obat
antiparasit. Penyakit disentri jika tidak diobati dapat menyebabkan dehidrasi
yang parah. Dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit menyebabkan syok
atau koma dan dapat mengancam nyawa. Perawatan medis segera harus dilakukan dan
perlu menjadi catatan untuk tidak membiarkan penyebab disentri terus menerus
berkembang biak. Jika Anda atau seseorang yang di sekitar terlihat menunjukkan
gejala dehidrasi berat seperti kebingungan, kehilangan kelesuan, kesadaran,
kulit dingin, atau penurunan pengeluaran urin, maka perlu diwaspadai infeksi
penyakit disentri. Tindakan terbaik adalah mencari perawatan medis segera jika
terdiagnosis diare dan muntah-muntah dan percaya bahwa ada kemungkinan telah
terpapar makanan yang terkontaminasi atau air.






Disentri
pada awalnya dikelola dengan menjaga asupan cairan menggunakan terapi rehidrasi
oral. Jika pengobatan ini tidak dapat secara memadai dipertahankan karena
muntah atau diare profuseness, masuk rumah sakit mungkin diperlukan untuk
penggantian cairan intravena. Idealnya, tidak ada terapi antimikroba harus
diberikan sampai mikroskop mikrobiologi dan studi budaya telah mendirikan
infeksi spesifik yang terlibat. Ketika layanan laboratorium tidak tersedia,
mungkin perlu untuk mengelola kombinasi obat, termasuk obat amoebicidal untuk
membunuh parasit dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang terkait.
SALMONELLA THYPI

Salmonella thypi adalah suatu genus bakteri
enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid,
paratifod, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak
bebas dan menghasilkan hidrogen sulfide. Bakteri salmonella thypi dapat
menyebabkan penyakit tifus. Orang yang terserang penyakit tifus memiliki
gejala- gejala sebagai berikut :

Gejala klinis pada anak-anak
biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari.
Tetapi bisa hanya 4 hari, jika terinfeksinya melalui kuman yang ada di makanan.
Selama masa inkubasi akan ditemukan gejala-gejala yang mungkin mirip dengan
penyakit lain, seperti tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat.
Gejala klinis yang ditemukan
setelah masa inkubasi lewat adalah demam tinggi, biasanya malam lebih tinggi daripada
siang, dan ini terjadi terus menerus, bisa sampai tiga mingguan. Selain panas
tinggi, juga tercium bau mulut yang tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah.
Juga ditemukan lidah ditutupi selaput putih. Perut sering kembung, dan
konstipasi alias tidak buang air besar selama beberapa hari. Biasanya juga
disertai gangguan kesadaran, bahkan penderita dapat kehilangan kesadaran bila
penyakit ini tidak tertangani dengan baik.
Penyakit tifus yang tidak
tertangani dengan baik, atau diketahui dalam keadaan sudah parah dapat
menimpulkan komplikasi yang cukup berbahaya, baik di usus maupun di organ
selain usus. Misalnya terjadi perdarahan usus, atau bahkan usus bisa berlubang.
Sementara pada organ di luar usus dapat menimbulkan komplikasi pada sistem
peredaran darah, gangguan paru, ginjal, hati, dan juga sistem kesadaran.
Proses Penularan
Penularan salmonella thypi
dapat melalui makanan, jari tangan/kuku, muntah, lalat, dan feses. Kuman
tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut
kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu
masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.
Sel-sel retikuloendotelial ini
kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia,
kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia
pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian
eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama
demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena
membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena
salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

Jika kondisi pasien tidak berat, dan
penyakitnya masih awal, yaitu sudah didiagnosis sebelum demam lebih dari 3
minggu, umumnya masih bisa dirawat di rumah. Namun mesti diawasi jika mendadak
suhu turun, nadi meninggi, dan perut mulas melilit. Sebenarnya tujuan utama
dari istirahat total dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus.
Makanan tak selalu harus lunak, asal jangan
jenis yang merangsang (diet rendah serat dan tinggi kalori dan protein). Yang
dimaksud dengan jenis yang merangsang disini adalah makanan pedas dan asam.
Kesembuhan penderita penyakit ini dipengaruhi
berbagai hal, di antaranya adalah umur, keadaan umum, tingkat kekebalan
penderita, jumlah dan daya infeksi kuman yang masuk tubuh, serta cepat dan
tepatnya pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar